Kesunyian cinta


 

malam selalu memburuku

hingga ku terperangkap 

dalam kesunyian  yang pekat

setelah itu .langit 

akan begitu bersemangat

menghajarku dengan tusukan-tusukan

cahaya bintang yang indah tapi perih

jagad raya pun lalu tertawa

melihat ku terkapar

dalam gelisah yang akut

ya, semua seolah tau

aku membeku, diterjang badai kerinduan

tapi tak satu pun mau menja!ab tanyaku

,adakah yang akan memba!aku ke hatimu"

seperti saat kutemukan dirimu di nafasku

SANG'WAKTU

 

Mungkin suatu hari nanti jika kita di pertemukan oleh sang’waktu, 

akan ada seseorang yang menatapmu begitu lama.

Kemudian, sambil terus menatapmu,

 ia berkata: "Aku menghargai masa lalumu lebih dari apapun.

 Segala yang sempat berantakan dan sampai saat ini masih berusaha kau susun kembali, 

tak pernah membuatmu terlihat rendah dimataku.

 Kau dan aku sama-sama berdosa.

 Penyebabnya saja yang berbeda.

 Bisakah kita melangkah bersama menuju lebih baik?"

Terjadi atau tidak, aku hanya ingin kau memahami intinya.

Seburuk apapun masa lalumu, kau tetap pantas untuk dicintai

PulangLah


Tidak peduli sejauh apapun kamu melangkah,

Disana masih dan tetap berdiri kokoh sebuah rumah. 

Tempat pernah dengan sengaja kamu lupakan jalan pulangnya.

Tempat dimana telah kamu tak anggap lagi keberadaannya

tapi masih dan tetap ada disana.

Iya rumah itu adalah aku.

Tidak peduli selama dan sejauh apapun kamu telah pergi

masih dan tetap ada aku disini, 

kepulangan "yang hanya aku nantikan adalah kamu; 

yang ku harap datang dan membuka pintu itu lagi.

Aku cuma mau kamu,

 keegoisan yang sampai saat ini tidak bisa aku adili, 

aku masih mencintaimu,

perasaan yang sampai hari ini tidak bisa aku bohongi.

Suatu hari nanti, saat kamu sudah menyerah akan pencarianmu.

Ketika rumah "itu tidak cukup membuatmu merasa bahagia,

 ingatlah bahwa aku masih ada.

Pulanglah tanpa perlu meminta persetujuanku.

 Kembalilah pada pelukku.

 Bukalah pintu itu tanpa perlu mengetuknya.

 Karena hanya kamulah satu² nya alasan sampai saat ini rumah itu masih dan tetap ada.

HATI YANG TERLUKA

Entah hingga kapan sedih ini terus bersemayam dalam hati
Terkungkung perih menghujam ulu hati
Terjerat kepedihan yang terus menyambangi
Terpenjara nestafa yang terus menghampiri

Tangisan dan tetesan air mata tak jua berhenti
Menghiba jiwa dalam ratapan yang penuh nyeri
Memohon asa pada rasa yang ironi
Meminta harap pada mimpi yang hanya illusi

Air mata menetes seakan jadi pertanda
Karena kata kata yang terungkap sudah tiada guna
Yang ada hanya gugusan huruf yang tiada bermakna
Tercermin barisan bait mati dalam kata

Telah kucoba menahan tetesan air mata
Namun saya tak bisa tuk melerai luka
Hingga tak kusadari terburai kembali tetesan air mata
Lagi dan lagi terus dan terus tanpa saya pinta
Tetesan air mata lara terus menemaniku hingga saya tiada