AyAh



Ayah andai kau paham atas

kesah anak mu ini pastilah
engkau akan paham
mengapa dunia ku selalu
terasing..
Dalam jutaan
langkah ku,
tak pernah aku
berpijak di tanah keputus
asaan & tak pernah
menggantungkan leher ku
di tali bersimpul...
Aku yang terus
berjalan meraih sejuta
harapan & mimpi'mimpi ku di
ujung sana walaupun kadang
kelumpuhan ini harus trus
berjalan walau tanpa
tongkat & merangkak
kesakitan..
Tapi aku yakin aku
akan menang & bahagia
di tanah tempat pijak ku
terakhir dengan mengangkat
sebuah bendera kemenangan

Harapan Kosong

 





Mencoba tuk bertahan di tengah kepungan badai cobaan
Lelah dalam melangkah menggenggam cinta tak berbalas
Warna pelangi hanyalah semu yang dirasakan
Hilang tersalip awan-awan biru yang menderu-deru
Lupakan semua kenangan dan janji-janji hati
 
Kepastian sudah diberikan
Namun pengkhianatan menjadi jawaban
Cinta sejati kini telah ternodai
Hampa terasa sunyi di dalam jiwa
 
Menanti harapan melepas masa-masa kelam
Melangkah maju menuju sebuah harapan
Cinta sejati sudah jauh dan pergi

Berlalu pilu ditelan oleh sang waktu

Di Ujung Kata-Kata

 


Lengkaplah sudah sepi ini mengurung sendiriku

Terkulai dikunyah nelangsa yang berapi-api
Menyusuri jalanan lengang
Bersimbah angan tanpa tujuan

Dalam derap gerimis yang pongah menghujam
Terbuai wajahmu menyusup bertubi-tubi
Membawa sebaris kata bahagia yg menenggelamkan nurani
Di atas pengharapan tak berkesudahan

Tentang rindu kusam
Tentang cinta terbuang
Mengutip satu namamu di antara keluh kesah
Gundah gelisah, air mata, dan lara

Masihkah ada sedikit senyum darimu
Di batas penantianku yang kini makin terbata
Jika masih ada ruang di hatimu
Untukku, sedikit saja, tolong bicaralah
Pada tanah membentang
Pada pohon-pohon rindang
Dan angin yang mengusik keangkuhan

Setidaknya biar ada tanda yg bisa kubaca dan kuraba
Janganlah sepi yang hadir
Janganlah semu yang membeku
Karena aku selalu berjalan menujumu

Biar Langit yang Memutuskan

 




Hangatnya perapian malam 

Mengingatkanku akan hangatnya pelukanmu

Kesejukan sungai kebahagiaan
Bagai menatap senyummu
Damainya jiwaku

Di mana belas kasih itu?
Bersamamu seperti mimpi semu
Hanya bisa merasakan abadinya duka
Dalam hati tersimpan banyak doa

Kau bilang kita pasti bisa
Bisa saling mencintai
Bersama sampai tua
Bersatu hingga mati

Kau bilang perbanyak doa dan harapan
Impian kita pasti kan terwujud
Namun apa yang terjadi kini?
Biarlah langit yang memutuskan

Satu keinginan
Cinta kita jangan sampai berubah
Hati kita tetap menyatu
Menciptakan bahagia bersama
Tak semudah yang kita duga

Bagaimana harus ku hentikan air mata?
Impian kita hanya sebatas dalam mimpi
Biarlah langit yang memutuskan
Tentang akhir cerita cinta kita


Hujan Bersamamu


 

Aroma itu, waktu itu dalam senja terbenam

Hujan memihak dirimu bersemayam
Rintiknya menjelaskan wajah bergumam
Tanah basah menutupi jejak yang dalam

Jelas benar rintik hujan bersamamu
Menjadi pemisah saat temu
Bertukar air mata semu
Hujan menyelimutimu

Ketika Ada Yang Bertanya Tentang Cinta

 




Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta

Kau melihat langit membentang lapang
Menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,
Aku melihat nasib manusia
Terkutuk hidup di bumi
Bersama jangkauan lengan mereka yang pendek
Dan kemauan mereka yang panjang

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,
Kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung
Bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi
Dari mata peluru para pemburu

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta
Aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa
Kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang sendiri

Ketika ada yang bertanya tentang cinta,
Apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata

atau cukup ketidaksempurnaan kita?

Aku Ada

 

Memanggil namamu ke ujung dunia

Tiada yang lebih pilu

Tiada yang menjawabku selain hatiku

Dan ombak berderu

Di pantai ini kau slalu sendiri

Tak ada jejakku di sisimu

Namun saat ku tiba

Suaraku memanggilmu akulah lautan

Ke mana kau s'lalu pulang

Jingga di bahuku

Malam di depanku

Dan bulan siaga sinari langkahku

Ku terus berjalan

Ku terus melangkah

Kuingin kutahu engkau ada

Memandangimu saat senja

Berjalan di batas dua dunia


Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu
Selain hatiku
Andai engkau tahu
Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu

Namun saat kau rasa

Pasir yang kau pijak pergi akulah lautan

Memeluk pantaimu erat

Jingga di bahumu

Malam di depanmu

Dan bulan siaga sinari langkahmu

Teruslah berjalan

Teruslah melangkah

Ku tahu kau tahu aku ada