Di Ujung Kata-Kata

 


Lengkaplah sudah sepi ini mengurung sendiriku

Terkulai dikunyah nelangsa yang berapi-api
Menyusuri jalanan lengang
Bersimbah angan tanpa tujuan

Dalam derap gerimis yang pongah menghujam
Terbuai wajahmu menyusup bertubi-tubi
Membawa sebaris kata bahagia yg menenggelamkan nurani
Di atas pengharapan tak berkesudahan

Tentang rindu kusam
Tentang cinta terbuang
Mengutip satu namamu di antara keluh kesah
Gundah gelisah, air mata, dan lara

Masihkah ada sedikit senyum darimu
Di batas penantianku yang kini makin terbata
Jika masih ada ruang di hatimu
Untukku, sedikit saja, tolong bicaralah
Pada tanah membentang
Pada pohon-pohon rindang
Dan angin yang mengusik keangkuhan

Setidaknya biar ada tanda yg bisa kubaca dan kuraba
Janganlah sepi yang hadir
Janganlah semu yang membeku
Karena aku selalu berjalan menujumu

Biar Langit yang Memutuskan

 




Hangatnya perapian malam 

Mengingatkanku akan hangatnya pelukanmu

Kesejukan sungai kebahagiaan
Bagai menatap senyummu
Damainya jiwaku

Di mana belas kasih itu?
Bersamamu seperti mimpi semu
Hanya bisa merasakan abadinya duka
Dalam hati tersimpan banyak doa

Kau bilang kita pasti bisa
Bisa saling mencintai
Bersama sampai tua
Bersatu hingga mati

Kau bilang perbanyak doa dan harapan
Impian kita pasti kan terwujud
Namun apa yang terjadi kini?
Biarlah langit yang memutuskan

Satu keinginan
Cinta kita jangan sampai berubah
Hati kita tetap menyatu
Menciptakan bahagia bersama
Tak semudah yang kita duga

Bagaimana harus ku hentikan air mata?
Impian kita hanya sebatas dalam mimpi
Biarlah langit yang memutuskan
Tentang akhir cerita cinta kita


Hujan Bersamamu


 

Aroma itu, waktu itu dalam senja terbenam

Hujan memihak dirimu bersemayam
Rintiknya menjelaskan wajah bergumam
Tanah basah menutupi jejak yang dalam

Jelas benar rintik hujan bersamamu
Menjadi pemisah saat temu
Bertukar air mata semu
Hujan menyelimutimu

Ketika Ada Yang Bertanya Tentang Cinta

 




Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta

Kau melihat langit membentang lapang
Menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,
Aku melihat nasib manusia
Terkutuk hidup di bumi
Bersama jangkauan lengan mereka yang pendek
Dan kemauan mereka yang panjang

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,
Kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung
Bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi
Dari mata peluru para pemburu

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta
Aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa
Kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang sendiri

Ketika ada yang bertanya tentang cinta,
Apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata

atau cukup ketidaksempurnaan kita?

Aku Ada

 

Memanggil namamu ke ujung dunia

Tiada yang lebih pilu

Tiada yang menjawabku selain hatiku

Dan ombak berderu

Di pantai ini kau slalu sendiri

Tak ada jejakku di sisimu

Namun saat ku tiba

Suaraku memanggilmu akulah lautan

Ke mana kau s'lalu pulang

Jingga di bahuku

Malam di depanku

Dan bulan siaga sinari langkahku

Ku terus berjalan

Ku terus melangkah

Kuingin kutahu engkau ada

Memandangimu saat senja

Berjalan di batas dua dunia


Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu
Selain hatiku
Andai engkau tahu
Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu

Namun saat kau rasa

Pasir yang kau pijak pergi akulah lautan

Memeluk pantaimu erat

Jingga di bahumu

Malam di depanmu

Dan bulan siaga sinari langkahmu

Teruslah berjalan

Teruslah melangkah

Ku tahu kau tahu aku ada

RINDU

 







Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku

menghadapi kemerdekaan tanpa cinta

Kau tak akan mengerti segala lukaku
karena cinta telah sembunyikan pisaunya.

Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam rindu dan sepi

Itulah berarti
aku tungku tanpa api.

Badai Asmara

 Biarkanlah cinta yang akan bicara








Hati takkan dusta siapa yang aku suka
Namun kadang ku tak kuasa menuruti kehendak bundaHarus bagaimana menghadapinya?
Namun ku percaya jodoh di tangan-NyaJurang-jurang terjal takkan jadi penghalangnyaKarna cintaku kepadanya seperti cintanya padakuBersatu menghadapi kendala yang ada
Cintaku padanya bagai batu karang di sanaTak pernah goyah walau diterjang badai bencanaCintaku padanya bagai dunia milik berduaJurang yang ada seakan mewarnai cintaku
Namun kupercaya jodoh di tangan-NyaJurang-jurang terjal takkan jadi penghalangnyaKarna cintaku kepadanya seperti cintanya padakuBersatu menghadapi kendala yang ada
Cintaku padanya bagai batu karang di sanaTak pernah goyah walau diterjang badai bencanaCintaku padanya bagai dunia milik berduaJurang yang ada seakan mewarnai cintaku
Cintaku padanya bagai batu karang di sanaTak pernah goyah walau diterjang badai bencanaCintaku padanya bagai dunia milik berduaJurang yang ada seakan mewarnai cintaku