HATI YANG TERLUKA

Entah hingga kapan sedih ini terus bersemayam dalam hati
Terkungkung perih menghujam ulu hati
Terjerat kepedihan yang terus menyambangi
Terpenjara nestafa yang terus menghampiri

Tangisan dan tetesan air mata tak jua berhenti
Menghiba jiwa dalam ratapan yang penuh nyeri
Memohon asa pada rasa yang ironi
Meminta harap pada mimpi yang hanya illusi

Air mata menetes seakan jadi pertanda
Karena kata kata yang terungkap sudah tiada guna
Yang ada hanya gugusan huruf yang tiada bermakna
Tercermin barisan bait mati dalam kata

Telah kucoba menahan tetesan air mata
Namun saya tak bisa tuk melerai luka
Hingga tak kusadari terburai kembali tetesan air mata
Lagi dan lagi terus dan terus tanpa saya pinta
Tetesan air mata lara terus menemaniku hingga saya tiada